Konsumsi
ayam kian hari semakin meningkat, terlebih saat menjelang hari besar atau
peringatan tertentu, misalnya hari Raya Idul Fitri, Maulud Nabi, Muharam, dan
peringatan lainnya. Hal ini memacu masyarakat untuk memproduksi usaha ayam yang
jumlahnya sangat banyak. Secara tidak langsung ayam ayam tersebut mengeluarkan
kotoran yang sangat banyak. Ada sebagian pengusaha ayam yang menjadikan kotoran
ayam sebagai pupuk organik. Tetapi ada juga pengusaha yang membakar
kotoran-kotoran ayam tersebut. Sebelum dibakar kotoran tersebut dikeringkan
terlebih dahulu, kemudian dibakar. Hasil pembakaran tersebut, menimbulkan
beberapa dampak dan masalah yang timbul.
Berbagai
dampak dan masalah dari pembakaran kotoran ayam telah muncul. Terlebih lagi
dampak negatif yang ditimbulkan sangat besar. Seperti polusi udara yang dapat
merusak lapisan ozon dan dapat mengakibatkan hujan asam. Selain itu, polusi
udara juga dapat mengganggu sistem pernapasan seperti sesak napas, ispa dan
asma. Bau yang menyengat dan sampah hasil pembakaran kotoran membuat kenyamanan
dan keindahan lingkungan hilang.
Selain
dampak negatif yang ditimbulkan, pembakaran kotoran ayam ini juga menimbulkan
berbagai masalah, seperti polusi udara yang semakin menjadi, terdapat beberapa
warga yang mengalami gangguan pernapasan, menimbulkan perbincangan dan demo
warga kepada pemilik peternakan, serta rusaknya kerukuran dan kedamaian antar
warga.
Seharusnya
pemilik peternakan lebih memerhatikan pengolahan kotoran ayam. Terdapat banyak
cara lain yang lebih efisien serta lebih aman untuk pengolahan kotoran ayam
supaya tidak menimbulkan masalah yang serius. Selain itu, pemilik peternakan
juga bisa memperoleh keuntungan yang besar dari pengolahan kotoran ayam dengan
cara yang baik. Contoh pengolahan kotoran ayam yang baik yaitu dengan cara
mengolah kotoran ayam menjadi pupuk organik yang bisa dijual kembali, maka
pemilik peternakan tersebut juga bisa mendapat keuntungan dari hasil penjualan
pupuk tersebut. Selain itu, cara ini juga dapat mengurangi polusi udara yang timbul
dan tidak menimbulkan masalah yang serius. Cara ini lebih efisien dibandingkan
dengan cara pembakaran.
NAMA :
AZKA MILANAJA (05)
VIRA PUTRI HASTUTI O. (32)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar