Muhammad Ainun Nadjib
Muhammad Ainun
Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun (lahir di Jombang,
Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 64 tahun) adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas
Islami. Menjelang kejatuhan pemerintahan Soeharto, Cak Nun merupakan salah satu
tokoh yang diundang ke Istana Merdeka untuk dimintakan nasihatnya yang kemudian
kalimatnya diadopsi oleh Soeharto berbunyi "Ora dadi presiden ora
patheken". Emha juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan
pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya.
Emha merupakan
anak keempat dari 15 bersaudara. Pendidikan formalnya hanya berakhir di
semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia
pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Darussalam Gontor setelah melakukan ‘demo’
melawan pimpinan pondok karena sistem pondok yang kurang baik, pada pertengahan
tahun ketiga studinya. Kemudian ia pindah ke Yogyakarta dan tamat SMA
Muhammadiyah I. Istrinya yang sekarang, Novia Kolopaking, dikenal sebagai
seniman film, panggung, serta penyanyi. Sabrang Mowo Damar Panuluh adalah salah
satu putranya yang kini tergabung dalam grup band Letto.
Lima tahun ia
hidup menggelandang di Malioboro, Yogyakarta antara 1970–1975, belajar sastra
kepada guru yang dikaguminya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya
misterius dan sangat memengaruhi perjalanan Emha. Masa-masa itu, proses
kreatifnya dijalani juga bersama Ebiet G Ade
(penyanyi), Eko Tunas (cerpenis/penyair), dan EH. Kartanegara (penulis).
Selain itu ia
juga pernah mengikuti lokakarya teater di Filipina (1980), International
Writing Program di Universitas Iowa, Amerika Serikat (1984), Festival Penyair Internasional di
Rotterdam, Belanda (1984) dan Festival Horizonte III di Berlin Barat, Jerman
(1985). Emha juga pernah terlibat dalam produksi film Rayya, Cahaya di Atas
Cahaya (2011), skenario film ditulis bersama Viva Westi.
Dalam
kesehariannya, Emha terjun langsung di masyarakat dan melakukan
aktivitas-aktivitas yang merangkum dan memadukan dinamika kesenian, agama,
pendidikan politik, sinergi ekonomi guna menumbuhkan potensi rakyat. Di samping
aktivitas rutin bulanan dengan komunitas Masyarakat Padhang Bulan, ia juga
berkeliling ke berbagai wilayah nusantara, rata-rata 10 sampai15 kali per bulan
bersama Gamelan Kiai Kanjeng, dan rata-rata 40 sampai 50 acara massal yang
umumnya dilakukan di area luar gedung. Kajian-kajian islami yang
diselenggarakan oleh Cak Nun antara lain:
Jamaah Maiyah
Kenduri Cinta sejak tahun 1990-an yang dilaksanakan di Taman Ismail Marzuki.
Kenduri Cinta adalah salah satu forum silaturahmi budaya dan kemanusiaan yang
dikemas sangat terbuka, nonpartisan, ringan dan dibalut dalam gelar kesenian
lintas gender, yang diadakan di Jakarta setiap satu bulan sekali.
-Mocopat Syafaat Yogyakarta
-Padhangmbulan Jombang
-Gambang Syafaat Semarang
-Bangbang Wetan Surabaya
-Paparandang Ate Mandar
-Maiyah Baradah Sidoarjo
-Obro Ilahi Malang, Hongkong dan Bali
-Juguran Syafaat Banyumas Raya
-Maneges Qudroh Magelang
Dalam
pertemuan-pertemuan sosial itu ia melakukan berbagai dekonstruksi pemahaman
atas nilai-nilai, pola-pola komunikasi, metode perhubungan kultural, pendidikan
cara berpikir, serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.
Bulan Maret 2011,
Emha memperoleh Penghargaan Satyalancana Kebudayaan 2010 dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik,
penghargaan diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa si penerima memiliki jasa
besar di bidang kebudayaan yang telah mampu melestarikan kebudayaan daerah atau
nasional serta hasil karyanya berguna dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa,
dan negara.
M. RYAN (22)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar