Raisa Aribatul Hamidah
Orientasi
:
Raisa
Aribatul Hamidah lahir di Ponorogo, 17 Februari 1990. Ia tinggal di Jalan Ukel
11.no 7 Kertosari, Ponorogo, Jawa Timur. Beliau adalah salah satu pemain bola
basket putrid dengan skill diatas rata-rata yang dimiliki oleh Indonesia. Orang
tuanya bukan seorang atlet, namun Raisa giat mengasah bakat serta hobinya
hingga sekarang. keluarga besarnya adalah keluarga yang taat dan menjunjung
tinggi ajaran islam. Sehingga namanya bisa naik daun berkat bakat yang ia
punya. Raisa tidak hanya menonjol sebagai pemain basket karena skillnya. Lewat
kampanye “Hoping With Hijab”, ia terus mendorong para pemain berhijab untuk
tetap meningkatkan partisipasi dan skill mereka dicabang olahraga bola basket.
Memakai hijab bagi kaum Muslimah adalah bentuk kepatuhan dalam menjalankan
syariat islam. Entah berapa banyak hikmah penuh makna di balik penyariatan
jilbab tersebut. Tak salah jika banyak kaum Muslimah yang berjuang mati-matian
serta istiqamah dalam balutan hujab. Bagi mereka, jilbab adalah harga mati yang
tak bisa ditawar-tawar.
Peristiwa-peristiwa
Penting :
Seperti
yang dijalani seorang pebasket professional, Raisa Aribatul Hamidah. Entah
sudah berapa kali diskriminasi yang dialaminya karena istiqomah memakai hijab.
Pebasket muslimah ini mendapat sanksi pemain, hingga didiskualifikasi karena
berhijab. Kendati demikian, tak sekalipun prinsipnya goyah atau rela melepas
hijab. Baginya hijab sudah harga mati, keluarga sudah sangat menekankan prinsip
ini. Memang diakuinya, ada rasa sedih dan kesal ketika ia mendapat perlakuan
tak adil karena berhijab. Tahun 2008 silam, ia terpilih untuk masuk timnas
junior mewakili Indonesia. Ketika ia sudah berlatih cukup lama, akhirnya ia
tersingkir karena alas an nonteknis tersebut.
Hingga
perlakuan tak adil yang terakhir dialami Raisa pada awal tahun 2015 lalu. Ia
sudah masuk daftar timnas Indonesia yang akan mengikuti Sea Games di Singapura.
Namanya sudah ada disurat kabar. Mereka sudah latihan keras bersama timnas di
Jakarta. Pelatih Raisa binggung karena peraturan federasi internasional soal
bola basket ini tidak boleh berhijab. Jadi, terpaksa ia dikeluarkan dari
timnas.
Walau
sedih dan kecewa, Raisa mengaku tak menyesal sedikitpun dengan prinsip yang
dipegangnya. Kecintaannya pada basket sudah digandrunginya semenjak kecil.
Pertama kali ia bertanding basket ketika masih SMP. Saat itu, pakaian Raisa
yang sudah berhijab sempat menghebohkan pertandingan. Saat itu ia ikut Kejurda
Bola Basket Jawa Timur. Saat itu, ia bertanding membela Group Sahabat Ponorogo.
Melihat penampilannya yang berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, pelatihnya
sempat menyarankan untuk melepas hijab. Tetapi ia minta tolong agar diizinkan
memakai hijab, dan akhirnya pelatihnya setuju.
Setelah kepahitan soal aturan berhijab
yang terpaksa ditelan Raisa, tahun berikutnya aturan tersebut dicabut. Prinsip
yang dipegang teguh Raisa mendapat acungan jempol dari keluarganya. Melalui
basket, Raisa mencetak banyak prestasi seperti : Juara 1 Liga Bola Basket
Mahasiswa Jawa Timur 2007 di Malang, Juara 2 Campus League Bola Basket 2007 di
Surabaya, Juara 1 Kejuaraan Nasional LIBAMA 2009 di Surabaya, Pemain Terbaik
Putri Campus League Nasional ( Indonesia Timur) 2009, Juara 1 Kejuaraan
Nasional Libama 2010 di Yogyakarta, Juara 1 Kejuaraan Nasional Libama 2010 di
Medan, Juara 1 PraPON XVIII Wilayah B cabang Bola Basket Putri 2011 di
Semarang, mewakili Jawa Tengah, Juara 3 (Universitas Airlangga) Bola basket
ACSI Libama 2012 di Surabaya dan Jakarta, Penghargaan Top Assist (Sahabat
Semarang) dalam Inagural Women National Basketball League Indonesia Jawa Pos
for Her 2012, Juara 1 PON XVIII Cabang Bola Basket Putri 2012 di Riau, mewakili
Jawa Tengah, Juara 1 (Universitas Airlangga) Bola Basket Putri Liga Mahasiswa
Nasional (LIMANAS) 2013-2014, Penghargaan TOP Assist Liga Mahasiswa Nasional
(Limanas) 2013-2014, Penghargaan Most Valuable Player (MVP) Putri Liga
Mahasiswa Nasional (Limanas) 2013-2014, Peringkat 1 (Surabaya Fever) dalam
Women National Basketball League (WNBL) Indonesia season 2014-2015, dan Juara 2
(Universitas Airlangga) dalam Kejuaraan Bola Basket Piala Wali Kota Surabaya
2015 di Gor Pasific Surabaya. Ia juga mendapatkan beasiswa dari dunia basket
yang ditekuninya. Diakuinya, banyak sekali manfaat yang dia ambil dari dunia
basket. Baginya, basket bukan sekadar olahraga atau hobi semata. Tapi, sudah
jadi bagaian dari dirinya. Ia yakin, banyak sekali kaum muslimah di belahan
dunia lain berhijab sama dengan dirinya. Ia terinspirasi dengan pebasket
Muslimah di Amerika yang gencar berkampanye melalui hijab.Mereka mengumpulkan
tanda tangan, bikin kaos, dan mengadakan seminar, Raisa pun seperti itu. Raisa
menyayangkan, masih saja ada diskriminasi pada zaman yang dialami pebasket
Qatar ketika akan berlaga di ajang ASEAN Games Korea Selatan. Ketika hendak
bertanding, panitia mengeluarkan larangan soal pakaian hijab. Lantas, pebasket
Qatar yang semuanya berhijab tersebut memutuskan mengundurkan diri.
Saat
ini, Raisa belum mengikuti ajang internasional karena terkendala aturan federasi
basket tersebut. Namun, ia mendulang berbagai dukungan di dalam negeri karena
penampilannya. Sampai saat ini tidak ada protes atau tanggapan negative. Karena
level tertingginya masih di Indonesia dan belum bisa untuk masuk internasional.
Di Indonesia masih bertoleransi karena penduduk Indonesia mayoritas Muslim.
Reorientasi
:
Raisa
mengharapkan, pemerintah Indonesia mau serius memperhatikan nasib pebasket
Muslimah. Menurutnya, pemerintah masih dalam dan nurut begitu saja dengan
peraturan internasional. Saat ini, Raisa tengah mempersiapkan diri untuk
kembali tampil di ajang Women Indonesia Basket League (WIBL) yang mulai pada 17
Maret mendatang. Disela-sela kesibukannya sebagai dosen, ia kerap melatih
basket untuk anak-anak belia. Harapannya, ia ingin juga melatih Muslimah muda
yang punya hobi basket. Ia ingin sekali buka sekolah basket untuk Muslimah.
Selain melatih basket juga memberi motivasi untuk tetap istiqamah pakai hijab.
Senja Rahma Widhiarti (27)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar