Rabu, 04 April 2018

Biografi Raisa Aribatul Hamidah | X5 SMAN 1 GEGER


Raisa Aribatul Hamidah

Orientasi :
            Raisa Aribatul Hamidah lahir di Ponorogo, 17 Februari 1990. Ia tinggal di Jalan Ukel 11.no 7 Kertosari, Ponorogo, Jawa Timur. Beliau adalah salah satu pemain bola basket putrid dengan skill diatas rata-rata yang dimiliki oleh Indonesia. Orang tuanya bukan seorang atlet, namun Raisa giat mengasah bakat serta hobinya hingga sekarang. keluarga besarnya adalah keluarga yang taat dan menjunjung tinggi ajaran islam. Sehingga namanya bisa naik daun berkat bakat yang ia punya. Raisa tidak hanya menonjol sebagai pemain basket karena skillnya. Lewat kampanye “Hoping With Hijab”, ia terus mendorong para pemain berhijab untuk tetap meningkatkan partisipasi dan skill mereka dicabang olahraga bola basket. Memakai hijab bagi kaum Muslimah adalah bentuk kepatuhan dalam menjalankan syariat islam. Entah berapa banyak hikmah penuh makna di balik penyariatan jilbab tersebut. Tak salah jika banyak kaum Muslimah yang berjuang mati-matian serta istiqamah dalam balutan hujab. Bagi mereka, jilbab adalah harga mati yang tak bisa ditawar-tawar.
Peristiwa-peristiwa Penting :
          Seperti yang dijalani seorang pebasket professional, Raisa Aribatul Hamidah. Entah sudah berapa kali diskriminasi yang dialaminya karena istiqomah memakai hijab. Pebasket muslimah ini mendapat sanksi pemain, hingga didiskualifikasi karena berhijab. Kendati demikian, tak sekalipun prinsipnya goyah atau rela melepas hijab. Baginya hijab sudah harga mati, keluarga sudah sangat menekankan prinsip ini. Memang diakuinya, ada rasa sedih dan kesal ketika ia mendapat perlakuan tak adil karena berhijab. Tahun 2008 silam, ia terpilih untuk masuk timnas junior mewakili Indonesia. Ketika ia sudah berlatih cukup lama, akhirnya ia tersingkir karena alas an nonteknis tersebut.
          Hingga perlakuan tak adil yang terakhir dialami Raisa pada awal tahun 2015 lalu. Ia sudah masuk daftar timnas Indonesia yang akan mengikuti Sea Games di Singapura. Namanya sudah ada disurat kabar. Mereka sudah latihan keras bersama timnas di Jakarta. Pelatih Raisa binggung karena peraturan federasi internasional soal bola basket ini tidak boleh berhijab. Jadi, terpaksa ia dikeluarkan dari timnas.
Walau sedih dan kecewa, Raisa mengaku tak menyesal sedikitpun dengan prinsip yang dipegangnya. Kecintaannya pada basket sudah digandrunginya semenjak kecil. Pertama kali ia bertanding basket ketika masih SMP. Saat itu, pakaian Raisa yang sudah berhijab sempat menghebohkan pertandingan. Saat itu ia ikut Kejurda Bola Basket Jawa Timur. Saat itu, ia bertanding membela Group Sahabat Ponorogo. Melihat penampilannya yang berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, pelatihnya sempat menyarankan untuk melepas hijab. Tetapi ia minta tolong agar diizinkan memakai hijab, dan akhirnya pelatihnya setuju.
          Setelah kepahitan soal aturan berhijab yang terpaksa ditelan Raisa, tahun berikutnya aturan tersebut dicabut. Prinsip yang dipegang teguh Raisa mendapat acungan jempol dari keluarganya. Melalui basket, Raisa mencetak banyak prestasi seperti : Juara 1 Liga Bola Basket Mahasiswa Jawa Timur 2007 di Malang, Juara 2 Campus League Bola Basket 2007 di Surabaya, Juara 1 Kejuaraan Nasional LIBAMA 2009 di Surabaya, Pemain Terbaik Putri Campus League Nasional ( Indonesia Timur) 2009, Juara 1 Kejuaraan Nasional Libama 2010 di Yogyakarta, Juara 1 Kejuaraan Nasional Libama 2010 di Medan, Juara 1 PraPON XVIII Wilayah B cabang Bola Basket Putri 2011 di Semarang, mewakili Jawa Tengah, Juara 3 (Universitas Airlangga) Bola basket ACSI Libama 2012 di Surabaya dan Jakarta, Penghargaan Top Assist (Sahabat Semarang) dalam Inagural Women National Basketball League Indonesia Jawa Pos for Her 2012, Juara 1 PON XVIII Cabang Bola Basket Putri 2012 di Riau, mewakili Jawa Tengah, Juara 1 (Universitas Airlangga) Bola Basket Putri Liga Mahasiswa Nasional (LIMANAS) 2013-2014, Penghargaan TOP Assist Liga Mahasiswa Nasional (Limanas) 2013-2014, Penghargaan Most Valuable Player (MVP) Putri Liga Mahasiswa Nasional (Limanas) 2013-2014, Peringkat 1 (Surabaya Fever) dalam Women National Basketball League (WNBL) Indonesia season 2014-2015, dan Juara 2 (Universitas Airlangga) dalam Kejuaraan Bola Basket Piala Wali Kota Surabaya 2015 di Gor Pasific Surabaya. Ia juga mendapatkan beasiswa dari dunia basket yang ditekuninya. Diakuinya, banyak sekali manfaat yang dia ambil dari dunia basket. Baginya, basket bukan sekadar olahraga atau hobi semata. Tapi, sudah jadi bagaian dari dirinya. Ia yakin, banyak sekali kaum muslimah di belahan dunia lain berhijab sama dengan dirinya. Ia terinspirasi dengan pebasket Muslimah di Amerika yang gencar berkampanye melalui hijab.Mereka mengumpulkan tanda tangan, bikin kaos, dan mengadakan seminar, Raisa pun seperti itu. Raisa menyayangkan, masih saja ada diskriminasi pada zaman yang dialami pebasket Qatar ketika akan berlaga di ajang ASEAN Games Korea Selatan. Ketika hendak bertanding, panitia mengeluarkan larangan soal pakaian hijab. Lantas, pebasket Qatar yang semuanya berhijab tersebut memutuskan mengundurkan diri.
          Saat ini, Raisa belum mengikuti ajang internasional karena terkendala aturan federasi basket tersebut. Namun, ia mendulang berbagai dukungan di dalam negeri karena penampilannya. Sampai saat ini tidak ada protes atau tanggapan negative. Karena level tertingginya masih di Indonesia dan belum bisa untuk masuk internasional. Di Indonesia masih bertoleransi karena penduduk Indonesia mayoritas Muslim.
Reorientasi :
          Raisa mengharapkan, pemerintah Indonesia mau serius memperhatikan nasib pebasket Muslimah. Menurutnya, pemerintah masih dalam dan nurut begitu saja dengan peraturan internasional. Saat ini, Raisa tengah mempersiapkan diri untuk kembali tampil di ajang Women Indonesia Basket League (WIBL) yang mulai pada 17 Maret mendatang. Disela-sela kesibukannya sebagai dosen, ia kerap melatih basket untuk anak-anak belia. Harapannya, ia ingin juga melatih Muslimah muda yang punya hobi basket. Ia ingin sekali buka sekolah basket untuk Muslimah. Selain melatih basket juga memberi motivasi untuk tetap istiqamah pakai hijab.

 Senja Rahma Widhiarti (27)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar