Rabu, 04 April 2018

Biografi Si Anak Singkong | X5 SMAN 1 GEGER


Biografi Si Anak Singkong

Chairul Tanjung merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Ia merupakan CEO utama di CT Corp. Namanya berada di urutan ke-937 dari 1000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan total kekayaan senilai USD 1 milyar. Chairul Tanjung lahir pada tanggal 16 Juni 1962. Ayahnya Abdul Ghafar Tanjung yang berprofesi sebagai wartawan pada masa orde lama yang menerbitkan surat kabar berpola minim dan ibunya Halimah yang berasal dari daerah Cibadak, Jawa Barat yang hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Chairul Tanjung berada dalam keluarga yang sederhana dan tinggal bersama dengan enam saudara lainnya. Chairul Tanjung bersama orangtua dan keenam saudaranya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke kamar losmen yang sempit, karena usaha ayahnya yang harus ditutup secara paksa karena bersebrangan secara politik dengan penguasa pada masa itu.
Masa kecilnya dihabiskan bersekolah di SD Van Lith, Jakarta dan lulus pada tahun 1975. Kemudian, ia melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith, Jakarta dan lulus pada tahun 1978, lalu ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo, Jakarta dan lulus pada tahun 1981. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia. Pada saat kuliah inilah ia mulai masuk kedalam dunia bisnis dan mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional dan lulus pada tahun 1987. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya kembali di Executive IPPM dan lulus pada tahun 1993. Untuk memenuhi kebuuhan kuliah, Chairul Tanjung berjualan buku kuliah stensilan, kaos dan jasa foto kopi di kampus. Ia juga pernah mendirikan toko yang menjual peralaan khusus kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, walaupun pada akhinya mengalami kebangkrutan. Dalam kondisinya yang kurang menguntungkan, ia tetap gigih dalam bekerja dan menyelesaikan bangku kuliahnya. Kegagalannya dalam membangun bisnis toko peralaan kedokeran dan laboratorium lantas tidak membuatnya patah semangat. Ia mencoba membuka usaha kontraktor walaupun ia tetap mengalami kebangkrutan sehingga membuatnya harus bekerja di perusahaan baja dan sempat pindah ke perusahaan rotan.
Setelah selesai kuliah, ia memutuskan untuk bergelut dalam bidang bisnis bersama ketiga rekannya. Perusahaan yang dirintisnya ialah PT Pariarti Shindutama yang bergerak dibidang industri pembuatan sepatu anak untuk ekspor yang dirintisnya dengan modal 150 juta yang didapatkan dari pinjaman dari Bank Exim. Akan tetapi karena perbedaan visi Cahirul Tanjung memilih keluar dan mendirikan usaha sendiri. Chairul Tanjung membangun perusahaan yang diberi nama Para Group. Perusahaan ini membawahi beberapa bisnis lainnya diantaranya; Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), Para Inti Propertindo (properti). Kehebatannya dalam membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnis yang ia kelola semakin berkembang. Chairul Tanjung adalah sosok yang mau berkawan dengan siapapun, bahkan dengan petugas pengantar surat pun dianggapnya penting. Kegemarannya dalam berjejaring dengan berbagai kalangan membuat perkembangan usahanya semakin lancar. Ia membangun regulasi dengan berbagai perusahaan, baik yang sudah ternama bahkan dengan perusahaan yang tidak terkenal sekalipun. Ia mengarahkan bisnisnya ke konglomerasi (perusahaan yang punya beragam bisnis dan memungkinkan tidak ada kaitan antara satu sama lain) dengan mereposisikan dirinya kepada tiga bisnis inti yaitu keuangan, properti, dan multimedia.
Perusahaan konglomerasi ini mempunyai para inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahi beberapa sub-holding, yaitu Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti). Oleh karena perkembangan bisnisnya, Chairul Tanjung, Si Anak Singkong lebih senang mengakuisisi perusahaan dibandingkan membangun bisnis karena ia tidak memiliki waktu lagi untuk membangun dari nol sehingga ia memilih untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan. Sejumlah perusahaan telah ia akuisisi dan tentu saja sudah menjadi milik Si Anak Singkong ini. Keuletannya dalam menapaki tanga kesuksesan melalui proses kristalisasi keringat dan jatuh bangun semakin membuahkan hasil. Bisnis Chairul Tanjung semakin berkembang dan mengakusisi berbagai perusahaan.
Pada tanggal 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian. Pada tanggal 18 April 2015, Chairul Tanjung dikukuhkan sebagai guru besar bidang ilmu kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Chairul Tanjung juga mendapatkan penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MU) Awad 2015.Chairul Tanjung saat ini melejit namanya bahkan kariernya semakin menanjak. Namanya semakin dikenal, bagaimana tidak selain menjadi bos dari CT Corp, ia juga mengembangkan sayapnya dengan mereposisi bisnis penyiaran Trans Corp dan Trans TV.
Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Kesabaran dan pantang menyerah dalam dunia usaha adalah kunci utama dalam meraih keberhasilan. Ia berdedikasi untuk menjadi panutan para generasi muda Indonesia dalam bidang kewirausahaan. Kisah hidupnya yang inspiratif dan memotivasi melalui berbagai terpaan hidup serta ganasnya ombak persaingan bisnis akhirnya dibukukan melalui buah tulisan yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas dan disusun oleh wartawan Kompas, Tjahja Gunawan Adireja. Buku berjudul Chairul Tanjung Si Anak singkong ini diluncurkan tepat pada usia Chairul Tanjung setengah abad.

SAPNA MUTIARA SARI (26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar