Biografi
Si Anak Singkong
Chairul
Tanjung merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia. Ia merupakan CEO
utama di CT Corp. Namanya berada di urutan ke-937 dari 1000 orang terkaya di
dunia versi majalah Forbes dengan total kekayaan senilai USD 1 milyar. Chairul
Tanjung lahir pada tanggal 16 Juni 1962. Ayahnya Abdul Ghafar Tanjung yang
berprofesi sebagai wartawan pada masa orde lama yang menerbitkan surat kabar
berpola minim dan ibunya Halimah yang berasal dari daerah Cibadak, Jawa Barat
yang hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Chairul Tanjung berada dalam
keluarga yang sederhana dan tinggal bersama dengan enam saudara lainnya.
Chairul Tanjung bersama orangtua dan keenam saudaranya terpaksa menjual rumah
mereka dan pindah ke kamar losmen yang sempit, karena usaha ayahnya yang harus
ditutup secara paksa karena bersebrangan secara politik dengan penguasa pada
masa itu.
Masa
kecilnya dihabiskan bersekolah di SD Van Lith, Jakarta dan lulus pada tahun
1975. Kemudian, ia melanjutkan sekolahnya di SMP Van Lith, Jakarta dan lulus
pada tahun 1978, lalu ia melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Boedi Oetomo,
Jakarta dan lulus pada tahun 1981. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan
pendidikannya di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia. Pada saat
kuliah inilah ia mulai masuk kedalam dunia bisnis dan mendapatkan penghargaan
sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional dan lulus pada tahun 1987. Kemudian
ia melanjutkan pendidikannya kembali di Executive IPPM dan lulus pada tahun
1993. Untuk memenuhi kebuuhan kuliah, Chairul Tanjung berjualan buku kuliah
stensilan, kaos dan jasa foto kopi di kampus. Ia juga pernah mendirikan toko
yang menjual peralaan khusus kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen,
Jakarta Pusat, walaupun pada akhinya mengalami kebangkrutan. Dalam kondisinya
yang kurang menguntungkan, ia tetap gigih dalam bekerja dan menyelesaikan
bangku kuliahnya. Kegagalannya dalam membangun bisnis toko peralaan kedokeran dan
laboratorium lantas tidak membuatnya patah semangat. Ia mencoba membuka usaha
kontraktor walaupun ia tetap mengalami kebangkrutan sehingga membuatnya harus
bekerja di perusahaan baja dan sempat pindah ke perusahaan rotan.
Setelah
selesai kuliah, ia memutuskan untuk bergelut dalam bidang bisnis bersama ketiga
rekannya. Perusahaan yang dirintisnya ialah PT Pariarti Shindutama yang
bergerak dibidang industri pembuatan sepatu anak untuk ekspor yang dirintisnya
dengan modal 150 juta yang didapatkan dari pinjaman dari Bank Exim. Akan tetapi
karena perbedaan visi Cahirul Tanjung memilih keluar dan mendirikan usaha
sendiri. Chairul Tanjung membangun perusahaan yang diberi nama Para Group.
Perusahaan ini membawahi beberapa bisnis lainnya diantaranya; Para Global
Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi), Para
Inti Propertindo (properti). Kehebatannya dalam membangun jaringan dan sebagai
pengusaha, membuat bisnis yang ia kelola semakin berkembang. Chairul Tanjung
adalah sosok yang mau berkawan dengan siapapun, bahkan dengan petugas pengantar
surat pun dianggapnya penting. Kegemarannya dalam berjejaring dengan berbagai
kalangan membuat perkembangan usahanya semakin lancar. Ia membangun regulasi
dengan berbagai perusahaan, baik yang sudah ternama bahkan dengan perusahaan
yang tidak terkenal sekalipun. Ia mengarahkan bisnisnya ke konglomerasi (perusahaan
yang punya beragam bisnis dan memungkinkan tidak ada kaitan antara satu sama
lain) dengan mereposisikan dirinya kepada tiga bisnis inti yaitu keuangan,
properti, dan multimedia.
Perusahaan
konglomerasi ini mempunyai para inti Holdindo sebagai father holding company,
yang membawahi beberapa sub-holding, yaitu Para Global Investindo (bisnis
keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo
(properti). Oleh karena perkembangan bisnisnya, Chairul Tanjung, Si Anak Singkong
lebih senang mengakuisisi perusahaan dibandingkan membangun bisnis karena ia
tidak memiliki waktu lagi untuk membangun dari nol sehingga ia memilih untuk
mengakuisisi perusahaan-perusahaan. Sejumlah perusahaan telah ia akuisisi dan
tentu saja sudah menjadi milik Si Anak Singkong ini. Keuletannya dalam menapaki
tanga kesuksesan melalui proses kristalisasi keringat dan jatuh bangun semakin
membuahkan hasil. Bisnis Chairul Tanjung semakin berkembang dan mengakusisi
berbagai perusahaan.
Pada tanggal 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung sebagai
Menko Perekonomian. Pada tanggal 18 April 2015, Chairul Tanjung dikukuhkan
sebagai guru besar bidang ilmu kewirausahaan Universitas Airlangga (Unair)
Surabaya. Chairul Tanjung juga mendapatkan penghargaan dari Majelis Ulama
Indonesia (MU) Awad 2015.Chairul Tanjung saat ini melejit namanya bahkan
kariernya semakin menanjak. Namanya semakin dikenal, bagaimana tidak selain
menjadi bos dari CT Corp, ia juga mengembangkan sayapnya dengan mereposisi
bisnis penyiaran Trans Corp dan Trans TV.
Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidaklah semudah
membalikkan telapak tangan. Kesabaran dan pantang menyerah dalam dunia usaha
adalah kunci utama dalam meraih keberhasilan. Ia berdedikasi untuk menjadi
panutan para generasi muda Indonesia dalam bidang kewirausahaan. Kisah hidupnya
yang inspiratif dan memotivasi melalui berbagai terpaan hidup serta ganasnya
ombak persaingan bisnis akhirnya dibukukan melalui buah tulisan yang diterbitkan
oleh Penerbit Buku Kompas dan disusun oleh wartawan Kompas, Tjahja Gunawan
Adireja. Buku berjudul Chairul Tanjung Si Anak singkong ini diluncurkan tepat
pada usia Chairul Tanjung setengah abad.
SAPNA MUTIARA SARI (26)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar